Lebih dekat dengan orang Samin di Bojonegoro
Terletak Dusun Jepang, salah satu dusun dari 9 dusun di Desa Margomulyo yang berada di kawasan hutan memiliki luas 74, 733 hektar. Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Ajaran Samin yang disebarkan Samin suro sentiko (1859-1914) adalah sebuah konsep penolakan terhadap budaya kolonial Belanda dan penolakan terhadap kapitalisme yang muncul pada masa penjajahan Belanda abad ke-19 di Indonesia. Sebagai gerakan yang cukup besar Saminisme tumbuh sebagai perjuangan melawan kesewenangan Belanda yang merampas tanah-tanah dan digunakan untuk perluasan hutan jati. samin yang berarti sami – sami amin (kebersamaan) yang dicerminkan dan dilandasi oleh kekuatan, kejujuran, kebersamaan dan kesederhanaan.
Keunikan orang samin jaman Belanda dan awal kemerdekaan
- Manusia hidup harus memahami kehidupannya sebab hidup adalah sama dengan roh dan hanya satu dibawa abadi selamanya.Menurut orang Samin, roh orang yang meninggal tidaklah meninggal, namun hanya menanggalkan pakaiannya.
- Bila berbicara harus bisa menjaga mulut, jujur dan saling menghormati. Berdagang bagi orang Samin dilarang karena dalam perdagangan ada unsur “ketidakjujuran”. Juga tidak boleh menerima sumbangan dalam bentuk uang.
- Walaupun masa penjajahan Belanda dan Jepang telah berakhir, orang Samin tetap menilai pemerintah Indonesia saat itu tidak jujur. oleh karenanya, ketika menikah, mereka tidak mencatatkan dirinya baik di Kantor Urusan Agama/(KUA) atau di catatan sipil. jadi mereka bebas bertukar pasangan dengan lawan jenis ketika ada sensus dari pemerintah banyak yang tidak hafal tahun kelahirannya
Secara umum, perilaku orang Samin/ ‘Sikep’ sangat jujur dan polos tetapi kritis.
Masyarakat Samin saat ini
Perubahan zaman juga berpengaruh terhadap tradisi masyarakat Samin. Mereka saat ini sudah menggunakan sepeda motor, traktor dan pupuk kimiawi dalam pertanian, serta menggunakan peralatan rumah tangga dari plastik, aluminium dan lain-lain. dan ikut berpartisipasi dalam Pilkada
keragaman budaya Indonesia…. 😀
masih banyak PR pemerintah pusat/daerah untuk dapat melaksanakan amanat UUD 1945 yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”.
nah ini dia PR kita bang one, selaku aparat pemerintah, kita dituntut lebih berbuat banyak kepada masyarakat, mengabdi pada masyarakat dengan tulus, saya pas monitor ke lapangan sedih juga melihat kondisi riil di pedesaan, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin
Koyok lagu ndangdut???
———-
Yang kaya makin kaya
Yang miskin makin miskin
🙂
waahh iki maneh ngejak karaokenan maneh ta cak? Brodin wae wis,… bersama monata
jd inget waktu ke Randublatung tahun 2008an. masih banyak masyarakat samin juga disana.
yup penyebaran ajaran saminisme mamang berawal dari blora mas
Komunitas yang masih dekat, merasa membutuhkan alam.
kapan hari pas pulang dari WBL papasan sama orang berbaju hitam2, nggak pake sandal, pake topi capil lebar dan bawa2 tongkat kayu dari batang pohon,,pokoke tampange koyok pengelana nang komik2 silat lawas karangane Djais, HAR dkk lah..iku wong Samin yo pak?
2 kali lho ketemunya !! sangat menarik pak, sangat menarik..
Hmm orang Samin tidak menonjolkan corak fisik penampilan mas, tapi ciri khasnya pada perilaku dan sikapnya, orang samin sebenarnya cenderung asik dengan ajarannya, jaman belanda sendiri dulu bingung akan sikap ini contohnya : rakyat disuruh bayar pajak tempat tinggal , hewan terrnak dll, mereka tidak mau membayar dengan uang, penjajah belanda menggangap orang samin adalah kaum pembangkang, padahal tidak sebenarnya, mereka mengharamkan kata “MEMINTA” kalau PINJAM boleh, contoh lain begini : pak aku minta/ beli sapimu yaa? orang samin jelas tidak memperbolehkannya lain halnya kalau bahasanya begini ” Pak aku PINJAM sapimu ya? sudah tentu orang samin memperbolehkannya. pada prinsipnya semua didunia ini milik bersama dan dinikmati bersama – sama.
gek ngerti aku..ditempatku
Samin=Edan..xixiix
yup kalo menurut anggapan kita kaum samin itu orang nyeleneh dan gak lumrah bagi kehidupan kita, makanya banyak orang bercandai dengan kata – kata ”
? jadi sesuatu hal yang bertolak belakang dengan kebiasaan orang banyak
Waduh ternyata aku gak pernah dengar yah…nais infoh bro….
hehehe ini cerita lokal daerah mas bro 😀
Kalo di KasKus bisa jadi HT ini Cak Dar 😀 , amankan photo2nya dulu xixixi
Ah masak iya cak pur? 😀 ini kan cuma serita daerah dan semua orang dah pada tahu kok
Margomulyo, Bojonegoro-Ngawi..
wah cedhak karo genku,
opo maneh daerah Ngrandu wis biasa golek damen neng kono.
Lho sampean posisi dimana kang? randu blatung tah?
pak de, Q dewe yo wong jepang loh.,.,
kpn we tau mrono.,., koQ gak mampir nang omahku to we.,.,
ki Q mergawe nang sby suwe gak muleh.., piye kbr e omahku,.,.,.????
kampungku wis malih po durung.,.???
hehe we ngerti pak isma’il utowo kang lamidin ora, sing moto yo kuwi wong margo, aku mrono mbiyen pas acara Pembukaan PAUD, ki arsip foto lawas nda
Q anggat topi ma org samin yg menjunjung tinggi kejujuran & kebersamaan. cmn bahasanya yg mgkin bs bikin kita bingung..
Ndok… Q yow cah jepang Ndok… Koq Lucu lucu ngene yo fotone… foto’q koq gx di Upload pisan yo…
INI SUATU BUDAYA SAMIN YANG PERLU DILESTRAIKAN, BARANG TENTU YANG BISA MEMBANGUN KARAKTER BUDI PEKERTI YANG MULIA MENUJU JATI DIRI GENERASI PENERUS MASYARAKAT DUSUN JEPANG MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO……..OKE ? AYO MEMBANGUN JEPANG LEBIH BAIK DAN MENJAGA KERUKUNAN, KEBERSAMAAN SERTA MENJALIN UKHUWAH ISLAMIYAH, WATHONIYAH DAN INSANIYAH…….
hahaaha,…,
smg desaQ jadi desa yg aman tentrem adem ayem
amin,.,.
salam kanggo sedulur sedoyo.,.,.