Ganti Holder buat Pemutus AHO = Gugur Garansi ?

Holder Vixion

Nulis lagi sedulur – sedulur….. iseng kali ini berbuntut kejadian yang tidak menyenangkan halaaghh awalnya pengin nyoba koil KX 250 kiriman dari Kawasaki Greentech, nah kbetulan ada Honda Verza yang jadi sasaran untuk uji coba Sang Koil,

Koli KX 250

tanpa pikir panjang dan minimnya pengetahuan atau setidak – tidaknya nyari info di mbah Gugel lah, Koil Karbu sama enggak prisnsip kerjanya dengan koil injeksi, pas diutek-utek lanjut distarter weh hidup langsam bisa… pas mau test jalan “Mak cletthes” Semua Panel Lampu Ko’it, walagh gaswat.. Paling sekringnya putus kalee..(pikirku dalam hati) pas di check sekring bener aja.. dua sekering yang putus. lanjut ganti ama sekring cadangan, panel lampu malfungsi nyala tapi gak bisa distarter.. weww apa lagi nih ? coba di check arus dikabel busi ternyata tidak ada arus sama sekali, langkah selanjutnya ya.. ke AHASS hahaha… berhubung AHASS rame banget langsung tak tinggal sekalian nitip buku service pertama ke mbak cs nya. lupa kalo mau jelasin mesin gak bisa di starter… sore aku ditelp.. Halo Pak motornya mogok yah? oh iya pak bener mogok.. itu apanya ya? hmm.. oke pak besok ke bengkel nanti kita kasi penjelasan. Besoknya saya datang ke AHASS, langsung ketemu kepala Mekaniknya “pak ini ECM (Electronic Control Module )

ECM

bapak rusak, lho terus gimana masih garansi khan.? Maaf Pak Mungkin ini rusak gara – gara Holder bapak diganti. ( Wah Masak siih batinku… 😀 ) terus gimana nih .. karena bapak merubah asesoris selain honda, maka Garansi dinyatakan Gugur.. terus ditunjukkan Syarat2 Claim Garansi. saya gak sempet foto tapi stidak-tidaknya hampir mirip dengan yang ada di buku service walagh ya wislah. masio ngeyel marai duso xexexe order part selama 15 hari. pas ECM datang akhirnya Neng Verza Hidup Lagi … cihuyy oalagh saya belum baca ini tetapi nasi dah jadi peyek  jangan sembarang pilih koil buat pacuan kesayaangan. Terutama buat pacuan yang aplikasi sistem bahan bakar injeksi. Karena terdapat perbedaan yang signifikan antara koil buat motor injeksi yang aplikasi ECU (Electronic Control Unit) atau ECM (Electronic Control Module) sebagai otak pengapian dan kelistrikan motor dengan motor karburator yang aplikasi CDI buat otak pengapian. “Perbedaan paling menonjol terletak di tahanan. Kalau di koil untuk motor CDI, biasanya tahanannya berkisar di bawah 1,5 ohm. Tapi, kalau untuk motor injeksi, tahanannya bermain sekitar 2 ohm,” sebut Freddy A. Gautama dari Ultraspeed Racing. Perbedaan besarnya tahanan ini, terkait dengan cara kerja yang berbeda dari part pengantar percikan api ke busi itu. Kalau di koil tipe CDI, output yang keluar dari CDI dilipatgandakan lagi oleh koil. Misalnya, dari output yang keluar sekitar 200 volt, maka oleh koil dilipatgandakan menjadi 20.000 volt. “Sedikit berbeda dengan koil tipe injeksi. Selain dari koil, proses untuk membuat percikan api lebih besar juga tergantung dari voltase aki. Hal ini juga dikontrol oleh ECU. Jadi, ECU hanya memberikan signal ke koil kapan harus meletik atau tidak berdasar input yang diterima dari sensor. Jadi, besarnya api bukan tergantung dari CDI,” tambah Freddy. Begitunya menurut Endro Sutarno, biasanya tegangan puncak yang dikeluarkan koil tipe CDI lebih kecil ketimbang koil injeksi. “Memang, di koil tipe motor injeksi tegangan puncak primer koil lebih besar,” sebut pria yang menjabat Technical Service Development PT Astra Honda Motor (AHM). Perbedaan dari tampak luar juga bisa dicirikan. Terutama dari munculnya soket yang hadir di bagian belakang koil. “Untuk motor injeksi, memiliki dua soket. Tetapi, di koil motor CDI, hanya satu saja,” beber Jessy Liga Siswanto, owner Kawahara Racing yang juga produksi koil untuk pacuan injeksi dan karburator. Senada dengan Jessy, Endro juga mengatakan kalau koil injeksi memiliki soket untuk arus positif dan negatif. “Nantinya, soket negatif ini akan terhubung ke ECM. Dan berfungsi untuk mengatur kapan api harus memercik dan tidak,” tambah Endro yang ramah.

Sebelum ECM Baek – Baek Sadja 😀

Ganti Chasing setelah ECM jebol 😆